News

PSIK UNEJ DAN DINKES JEMBER MELAKSANAKAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN JIWA

Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) & Perawat Tingkat Puskesmas Merupakan Garda Terdepan Dalam Peningkatan Kualitas Kesehatan di Masyarakat

jiwa-1

Sehat merupakan salah hal yang menjadi keinginan setiap orang, mereka tidak ingin merasakan sakit karena akan mengganggu aktivitas yang biasa di lakukan. Pada dasarnya kesehatan dibagi menjadi dua hal yaitu kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan Jasmani berhubungan dengan fisik manusia namun berbeda dengan kesehatan  rohani yang berhubungan dengan kesehatan jiwa seseorang. Orang yang terkena penyakit gangguan jiwa identik dengan sakit gila.

Badan Kesehatan dunia telah menetapkan sebuah peringatan penting terhadap Kesehatan jiwa, pada tanggal 10 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (Internasional). Pada tahun 2016 peringatan hari Kesehatan Jiwa sedunia jatuh pada hari senin, 10 oktober 2016. Melalui peringatan hari Kesehatan Jiwa Internasional ini di harapkan bisa memberikan kesadaran kepada setiap orang agar bisa menjaga kesehatan jiwa.

jiwa3

Dengan mengangkat tema “Dignity in mental health-Psychosocial and mental health first aid for all”. Visi ini tentunya tidak akan tercapai tanpa melibatkan pemberdayaan masyarakat. Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2013, di Jawa Timur prevalensi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) mencapai 0.22%, kejadian pasung (14,3%), dan Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa (ODMK) sebesar 6.5%. Masalah kesehatan jiwa tidak terjadi dadakan namun proses pengalaman sejak di dalam kandungan sampai usia lanjut. Sehingga pelayanan kesehatan jiwa diharapkan berkesinambungan dari pranikah hingga lansia (continum of care). Oleh karenanya upaya penanganan kesehatan masyarakat berbasis masyarakat penting untuk ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan UU RI no 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa bahwa penanganan masalah kesehatan jiwa (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan.

jiwa2Salah satu indikiator keluarga sehat 2016 di Indonesia terkait kesehatan jiwa adalah anggota keluarga memperoleh akses pelayanan kesehatan jiwa, namun masyarakat umumnya kurang familiar jika akses pelayanan kesehatan jiwa dapat dilayani di tingkat primer yakni puskesmas. Guna memfasilitasi program peningkatan pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian penanganan masalah kesehatan jiwa, Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UNEJ melalui optimalisasi posdaya-posdaya KKN Lembaga Pengabdian bagi Masyarakat Universitas Jember bekerjasama dengan Puskesmas Tempurejo.

Sedangkan dr. Laila Rahmadhani S. Kepala Puskesmas mengatakan  Saya senang sekali beberapa kali PSIK Universitas Jember  mengadakan pelatihan terhadap masyarakat umumnya di desa Desa Curah Takir Kec. Tempurejo Jember untuk melatih 20 orang warga menjadi kader kesehatan jiwa (KKJ). Apalagi kegiatan ini dilakukan selama 2 hari (14-15 Oktober 2016) sebagai rangkaian peringatan HKJS 2016 ujarnya.

KKJ yang dilatih terdiri dari 11 orang (laki-laki) dan (9 orang perempuan) dari remaja hingga usia lanjut usia. Adapun pemateri dan fasilitator kegiatan ini ada Ns. Emi Wuri W M.Kep., Sp.Kep.J (Dosen PSIK UNEJ sekaligus tim TPKJM Dinas Kesehatan Kab. Jember), Rindana Amd.Kep (perawat pemegang program Keswa PKM Tempurejo) dan dibantu oleh beberapa mahasiswa serta alumnus PSIK UNEJ.

KKJ ini diberikan pemaparan tentang masalah kesehatan jiwa di masyarakat dan penangananya serta rujukan akses pelayanan kesehatan. KKJ dilatih menjalankan perannya dalam mendeteksi dini masalah kesehatan jiwa, menggerakkan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuannya tentang masalah kesehatan jiwa, home visit, rujukan dan pendokumentasiannya. KKJ cukup antusias mengikuti kegiatan dan door to door melakukan deteksi dini serta mendiskusikannya.

Banyak sekali penyebab yang bisa membuat kesehatan jiwa seseorang di antaranya :

  1. Adanya kelainan fisik pada anak, seperti autisme, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, keterbelakangan mental, dan epilepsi. Umumnya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
  2. Pola asuh yang salah terhadap anak.
  3. Pada gangguan jiwa ringan, faktornya bisa diakibatkan masalah pribadi seperti sedih karena ditinggalkan orang yang dicintai, stres akibat berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari -hari seperti macet, beban pekerjaan yang menumpuk, tekanan hidup yang tinggi yang banyak melanda masyarakat perkotaan dan sebagainya.
  4. Perubahan lingkungan yang cepat sehingga sulit beradabtasi dengan kondisi tersebut.
  5. Kurang peduli dengan masalah kesehatan jiwa. Cara menanggulangi penyakit gangguan jiwa

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk menanggulangi penyakit gangguan Jiwa :

  1. Jangan dikucilkan karena justru bisa membuat penyakit mereka bertambah parah.
  2. Penderita harus diberi motivasi, dirangkul dan jangan dikasih beban mental yang terlalu berat.
  3. Sebaiknya masyarakat meriksakan kesehatan jiwanya minimal sekali dalam satu tahun sebagai langkah preventif atau pencegahan awal.
  4. Bagi penderita gangguan jiwa akut yang sudah membaik dan boleh di rawat di rumah, sebaiknya tetap butuh pendampingan yang terus menerus sampai pasien benar-benar kuat. Dukungan dari keluarga dan masyarakat (lingkungan sekitar) sangat dibutuhkan agar pasien bisa menjalani proses penyembuhannya secara total.
  5. Bagi pasien-pasien yang sudah dipulangkan ke rumah sebaiknya tetap dilanjutkan dengan perawatan lanjutan di Puskesmas.

Peserta KKJ, Imam Safi’I (48 tahun) menyampaikan kami merasa senang dan terkesan mengikuti kegiatan pelatihan selama 2 hari paling tidak bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga dan kami berharap mampu menerapkan hasil pelatihan tersebut ujarnya.

Rangkaian kegiatan pelatihan tersebut akan dilanjutkan dengan evaluasi peran KKJ dalam melakukan deteksi dini masalah kesehatan di wilayah RT-nya masing-masing dan menggerakkan masyarakat di sekitarnya mengikuti penyuluhan masalah kesehatan jiwa yang diberikan oleh tenaga kesehatan setempat maupun LPM UNEJ.

Rangkaian peringatan HKJS 2016 ini akan di lanjutkan dengan peenyelenggaraan seminar kesehatan bertema pencegahan bunuh diri, deteksi dini dan penatalaksanaan early psychosis, dan upaya kesehatan jiwa sekolah di Aula Gd. Soerachman Lt 3 Universitas Jember pada tanggal 20 Oktober 2016 mendatang.(Emi +satar)