Dalam rangka Kampung Romadhon Kelaurga besar PSIK Universitas Jember kamaren Mengadakan buka bersama dan pemberian santunan kepada anak Yatim Piatu hal ini untuk membangunkan rasa kebersamaan semua civitas akademika sehingga pada acara yang di kemas dengan pemberian tausiah, Sholat mahrib berjamaah dan dilanjutkan buka bersama
Dalam sambutannya Ns. Lantin Setyorini S.Kep. M.Kes ketua PSIK Universitas Jember mengucapkan terima kasih kepada semua panitia khususnya adik adik mahasiswa yang telah rela meluangkan waktunya di sela sela kesibukkan dalam menjalankan Ujuan Semester masih sempat mengadakan acara ini kami sangat bangga dengan kalian dan semoga acara seperti bisa berlanjut pada tahun tahun berikutnya dan kalau bisa di buat agenda tahunan.
Sedangkan Ust. Achmad Sukri tim PCNU Jember Yang memberikan Tausiah beliau mengulas tentang pentingya ngopeni anak yatim, Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan sebagian manusia sebagai fitnah (ujian) terhadap sebagian yang lainnya. Yang miskin merupakan ujian bagi yang kaya dan sebaliknya, yang kaya adalah ujian bagi yang miskin.
“Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan adalah Rabb-mu Maha Melihat.” (Al-Furqan: 20)
Tanpa diragukan lagi bahwa keberadaan anak yatim serta kaum dhuafa` seperti fakir miskin, para janda, dan yang lainnya merupakan dua golongan masyarakat yang berhak untuk mendapatkan perhatian dan pemeliharaan. Allah subhanahu wa ta’ala banyak sekali menyebutkan di dalam Al-Qur`an tentang anjuran untuk menyayangi dan berbuat baik kepada dua golongan tersebut.
“Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.” (Adh-Dhuha: 9-10)
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari kiamat? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (Al-Ma’un: 1-3)
Sedangkan Rasulullah SAW perhatiannya terhadap anak yatim sangatlah besar sampai-sampai beliau memberikan kabar gembira kepada orang yang mengasuhnya dan memenuhi kebutuhannya untuk menjadi teman beliau di surga yang luasnya adalah seluas langit dan bumi; beliau bersabda: “Aku dan pengasuh anak yatim dalam surga seperti ini” beliau memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dengan merenggangkan sedikit [HR. Bukhori]. Ibnu Bathal mengatakan: kewajiban orang yang mendengarkan hadits ini adalah untuk mengamalkannya agar menjadi teman Nabi SAW di surga yang tidak ada kedudukan yang lebih mulia darinya.
Sebagaimana juga Nabi SAW memberikan kabar gembira kepada orang yang berbuat baik terhadap anak yatim meskipun hanya dengan membelai kepalanya dengan kebaikan yang sangat banyak; beliau bersabda: “barang siapa yang membelai kepala anak yatim dan tidak membelainya kecuali karena Allah SWT; maka baginya pada setiap rambut yang dibelainnya adalah kebaikan; dan barang siapa yang berbuat baik kepada anak yatim yang ada dalam tanggungannya maka aku dan dia di surga bagaikan ini”.
Jadikanlah ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi SAW yang kami sampaikan di atas sebagai dorongan, slogan dan kalimat yang senantiasa berada di depan anda yang mendorong anda untuk senantiasa berbuat untuk anak yatim dan sabar atas perilakunya. Mudah-mudahan Allah SWT menyertai dan memudahkan langkah kita dalam menggapai kebaikan dan ketaatan kepadaNya; karena sesungguhnya hanya Allah SWT-lah pemimpin hal ini dan yang mampu menguasainya. Allahumma Amiiiin……
Secara psykologis, orang dewasa sekalipun apabila ditinggal ayah atau ibu kandungnya pastilah merasa tergoncang jiwanya, dia akan sedih karena kehilangan salah se-orang yang sangat dekat dalam hidupnya. Orang yang selama ini menyayanginya, memperhatikannya, menghibur dan menasehatinya. Itu orang yang dewasa, coba kita bayangkan kalau itu menimpa anak-anak yang masih kecil, anak yang belum baligh, belum banyak mengerti tentang hidup dan kehidupan, bahkan belum mengerti baik dan buruk suatu perbuatan, tapi ditinggal pergi oleh Bapak atau Ibunya untuk selama-lamanya.
Betapa agungnya ajaran Islam, ajaran yang universal ini menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat tinggi, Islam mengajarkan untuk menyayangi mereka dan melarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyinggung perasaan mereka. Banyak sekali ayat-ayat Al-qur’an dan hadits-hadits Nabi saw yang menerangkan tentang hal ini. (satar)