Jember 14 Desember 2016, Dalam kasus gawat darurat atau bencana biasanya cenderung adanya kepanikan sehingga upaya pencegahan macet, tidak efektif dan bahkan memperburuk kedaan darurat itu sendiri. Dalam keadaan bencana setiap orang atau organisasi bekerja sendiri sendiri tidak terorganisasi dengan baik sehingga bisa menyebabkan kerugian atau kerusakan yang lebih parah. Sehingga perlu strategi untuk organisasi yang di tunjuk untuk mengelola terhadap kemungkinan terjadinya keadaan darurat atau bencana yang terjadi secara terpadu dan sistematis, terkordinasi dan terlatih . Dengan melalui pelatihan manajemen bencana dan kegawatdaruratan maka semuanya unsur atau elemen bisa bekerja dengan baik Sehingga dengan siatuasi dan kondisi musim hujan yang sekarang ini Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember bekerja sama dengan Muspika Kecamatan Tempurejo ( Kecamatan, Koramil, Puskesmas, Kepolisian Sektor Tepurejo) mengadakan pelatihan manajemen bencana dan kegawatdaruratan yang diselenggarakan di SMK Baitul Hikmah, Tempurejo. Kegiatan ini terselenggara dengan baik yang melibatkan Departemen Keperawatan Medikal Bedah dan kritis (KMB Kritis) PSIK Universitas Jember sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang pengabdian kepada masyarakat. Pelatihan yang diikuti oleh 30 siswa SMK baitul Hikmah Tempurejo ini dimulai pada pukul 09.00 dengan materi mitigasi bencana banjir dan pelatihan balut bidai.
Dalam pelatihan manajemen bencana dan kegawatdaruratan selain dihadiri oleh Semua dosen dan mahasiswa juga di hadiri oleh Muspika kecamatan Tempurejo, Koramil, Puskesmas dan Babinsa Wilayah Tempurejo Sedangkan Staf Dosen yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Ns Baskoro Setioputro, M.Kep dan Ns. Muhamad Zulfatul A’la, M.Kep, serta Ns. Dicky Endrian K, M.Kep yang masing-masing mempunyai kapasitas untuk menyampaikan materi manajemen bencana dan kegawatdaruratan.
Kegiatan ini dibuka oleh Babinsa wilayah Tempurejo SERMA Yudi Hananto, dalam sambutannya Yudi Hananto yang akrab dipanggil dengan Yudi, mengatakan bahwa bencana merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya masalah dari pemerintah ataupun aparat keamanan beliau juga menegaskan bahwa pelatihan seperti ini perlu dilakukan secara reguler sebagai upaya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, tidak terkecuali siswa siswi Sekolah Menengah Kejuruan se kecamatan Tempurejo dan SMK baitul hikmah tempurejo ini yang pertama mendapatkan pelatihan ujar Yudi Hananto Pria yang pernah bertugas di Kecamatan Sumbersari.
Sedangkan Fauzi Kepala Sekolah SMA Baitul Hikmah mengatakan bahwa wilayah tempurejo sering mengalami banjir, terutama pada musim hujan, sehingga pelatihan ini menjadi sangat perlu diadakan secara terus menerus untuk memberikan motivasi kepada kader kader khususnya siswa siswi SMK yang berada di wilayah kecamatan Tempurejo.
Materi pertama mengenai Mitigasi bencana banjir di sampaikan oleh Raisya Nadirawati, mahasiswa alih jenis PSIK UNEJ. acara pelatihan ini juga merupakan implementasi dari penugasan mata kuliah keperawatan Bencana. Raisya Nadirawati menyampaikan bahwa mitigasi itu menjadi hal yang penting dalam bencana banjir. Bagaimana memobilisasi masyarakat dalam early warning merupakan kunci dari mitigasi. Perempuan yang akrab dipanggil Raisya mengatakan bahwa ketika bencana banjir itu terjadi, salah satu alat media komunikasi yang bisa dimaksimalkan adalah kentongan. Dengan kontongan masyarakat bisa mempersiapkan apa yang perlu dilakukan.
Materi kedua disampaikan oleh Ns Baskoro Setioputro, M.Kep mengenai balut bidai. Balut bidai merupakan hal penting dalam penanganan kegawatdaruratan terutama untuk pasien fraktur. Korban bencana dengan fraktur perlu adanya imobilisasi, karena untuk mengurangi resiko terjadinya keadaan yang lebih parah. Balut bidai adalah salah satu cara untuk imobilisasi. Pria yang akrab disapa Pak Bas ini, menyampaikan bahwa balut bidai perlu dikuasai dengan baik karena bencana banjir sering terjadi kejadian patah tulang dan membutuhkan pertolongan pertama. Para peserta sangat aktif mendengarkan materi pertama maupun materi kedua. Pertanyaan demi pertanyaan terlontar dari para peserta, menandakan antusiasnya peserta terhadap kegiatan ini.
Kegiatan pelatihan manajemen bencana dan kegawatdaruratan ini berakhir dan ditutup oleh perwakilan dari Puskesmas Tempurejo, Ns Syahroni Bahtiar, S.Kep. beliau pada sela-sela penutupannya menekankan kembali bahwa kegiatan ini perlu dilakukan lagi dan saya mewakili Muspika Kecamatan Tempurejo sangat mengapresiasi kegiatan ini saya pribadi mengucapkan matur nuwun terima kasih kepada Tim PSIK Universitas Jember yang telah mengadakan kegiatan ini karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga kami dan kami harap ketigapuluh peserta dari SMK Baitul Hikmah ini diharapkan sanggup untuk mengikuti pelatihan tahap selanjutnya, baik yang diadakan oleh PSIK UNEJ maupun dari pihak Puskesmas Tempurejo.( Zul A’la , satar)