Selasa (29/9) bertempat di BKD Lumajang berlangsung kongres anak lumajang dan penganugrahan Gender Champion 2020. Penghargaan ini diberikan kepada 6 orang tokoh unsur pemerintahan dan non pemerintahan, yaitu Dokter Bayu Wibowo Ign Kepala Dinas Kesehatan Lumajang, Dokter Halimi Maksum, Mars Kepala UTD Palang Merah Indonesia Kabupaten Lumajang dan Yuli Harismawati, SP Kepala Dinas Lingkungan Hidup dari unsur Non pemerintahan adalah Dwi Sriyantini, SH, M.Hum Aktivis perempuan dan Anak , Niken Suyanti ketua Yayasan Adventure Makelar Surga dan Nurul Hayati , S.Kep, Ners, MM selaku ketua Pokja MPK (Masyarakat Peduli Kesehatan) yang berkomitmen memperjuangkan kesetaraan gender
Gender Champion merupakan penghargaan yang diberikan kepada seseorang baik itu pribadi atau pejabat, aktifis LSM atau tokoh masyarakat yang peduli dalam pengembangan dan berkontribusi untuk pencapaian kesetaraan gender di daerah. Penghargaan ini diberikan melalui proses yang panjang dengan memperhatikan beberapa kriteria penilaian diantaranya komitmen besar dalam percepatan kesetaraan gender, mampu berjuang agar kelompok rentan bangkit dalam keterpurukan, memperjuangkan hak perempuan, dikenal luas terutama kalangan kelompok marjinal, mampu bekerjasama dengan berbagai pihak dalam memperjuangkan gender.
Asisten Pemerintahan Sekda Kabupaten Lumajang Imam Suryadi menyampaikan penghargaan tersebut diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, lansia, penyandang disabilitas, dan masyarakat miskin serta mampu bekerjasama dengan berbagai pihak dalam mewujudkan peran gender dan keadilan gender. Tujuan diberikannya gender champion ini adalah memberikan apresiasi kepada tokoh wanita yang berkomitmen pada kesetaraan gender sehingga terwujudnya keadilan dan kesejahteraan gender di Kabupaten Lumajang.
Nurul , sapaan akrabnya dinobatkan sebagai Gender champion atas dedikasinya terhadap kesetaraan dan keadilan gender di bidang masyarakat peduli kesehatan. Atau di kenal juga dengan MSF (Multi Stakeholder Forum) yang sudah berkiprah sejak tahun 2015 dan bersinergi dengan pemerintah Daerah sampai sekarang dalam rangka meningkatkan pelayana publik di bidang kesehatan khususnya di unit layanan ( Puskesmas) dengan melibatkan partisipasi aktif dari unsure masyarakat Sampai dengan tahun 2020 telah dibentuk komunitas masyarakat peduli kesehatan di tingkat unit layanan sebanyak 19 puskesmas dari 25 puskesmas yang ada dikabupaten Lumajang. Komunitas MPK sebagai wadah dan mediator dari masyarakat selaku pengguna layanan kepada Puskesmas selaku pemberi layanan, dengan mengggunakan metode pengelolaan aduan masyarakat ( Complai survey) Semua keluhan masyarakat ditampung , diidentifikasi dan dianalisa akar permasalahannya dan dipecahkan secara bersama-sama mulai ditingkat puskesmas dan diadvokasi sampai ditingkat kabupaten dalam bentuk rekomendasi teknis selanjutnya melakukan audensi dengan kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bappeda dan Ketua komisi D DPRD kabupaten Lumajang melalui konsep paper ( usulan kebijakan kepada Bupati Lumajang) agar mereplikasi metode ini diseluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Lumajang. Praktik baik ini tidak hanya direplikasi diKabupaten Lumajang namun nurul juga mereplikasi di Puskesmas Batu Malang yang difasilitasi oleh Kinerja ADB ( Asean Development Bank).
Kaprodi kelahiran Sampang ini sangat aktif, inovatif, dan solutif menangani problematika kesehatan, baik yang bersifat intra kampus maupun ekstra kampus . Di dalam lingkup intra kampus ia menjadi ketua KERIS (Kelompok Riset) Nurse.co.id yang fokus mengembangkan penelitian dan pengabdian dalam upaya mempercepat pencapaian program Indonesia Sehat di Lumajang. Daerah yang sudah dibina dalam 3 tahun semenjak bergabung dengan UNEJ yaitu Klakah, Kunir, Lumajang, dan Senduro. Beberapa posisi strategis non pemerintahan yang ia emban diantranya adalah Ketua MPK (Masyarakat Peduli Kesehatan), Wakil Ketua FLS (Forum Lumajang Sehat), Pembina Yayasan AMS (Adventure Makelar surga) yang konsen di bidang penanganan Penyakit Jantung Bawaan pada anak.., Ketua Dewan pertimbangan PPNI Lumajang dan Wakil ketua AIPVIKI ( Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Indonesia)
“penghargaan yang saya peroleh ini bukan hasil kerja saya sendiri melainkan ini adalah hasil karya teman-teman tim yang ada di tingkat kabupaten maupun ditingkat kecamatan yaitu komunitas masyarakat peduli kesehatan saling menguatkan, saling melengkapi bersinergi membangun kerja team yang solid sehingga mampu menelorkan beberapa inovasi pelayanan kesehatan,” Ungkapnya