News

POSYANDU PLUS BERBASIS AGRONURSING UNTUK MENGATASI STUNTING

PEMANFAATAN PRODUK PERTANIAN SEBAGAI MAKANAN TAMBAHAN BERVARIASI DAN BERGIZI MELALUI POSYANDU PLUS BERBASIS AGRONURSING UNTUK MENGATASI STUNTING DI DESA PATEMON DAN BEDADUNG KECAMATAN PAKUSARI JEMBER

 

Permasalahan stunting menjadi permasalahan status gizi yang masih terjadi di Indonesia. WHO menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah stunting tertinggi di Asia Tenggara setelah Timor Leste (50,5%), India (38,4%), dan Indonesia (30,8%) (Fauziah & Krianto, 2022). Angka prevalensi ini menunjukkan bahwa angka stunting di Indonesia masih diatas 20% yang berarti belum mencapai target WHO yaitu di bawah 20% (Handayani et al., 2022). Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya promosi kesehatan untuk menekan angka stunting di Indonesia. Kementerian Kesehatan melakukan sebuah upaya penanganan stunting dengan memberikan intervensi gizi spesifik melalui pemberdayaan Posyandu.

Dalam mengupayakan penanganan stunting tim pengabdian masyarakat Universitas Jember melakukan program pada dua Desa Binaan yaitu Desa Patemon dan Desa Bedadung, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember. Tim ini terdiri dari Ns. Tantut Susanto, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom., Ph.D dari Fakultas Keperawatan selaku Ketua Pengabdian, dan selaku anggota pengabdian terdiri dari Dr. Rokhani, S.P, M.Si. dari Fakultas Pertanian, dan Ns. Rismawan Adi Yunanto S.Kep., M.Kep dari Fakultas Keperawatan. Program Pengabdian Desa Binaan tersebut memiliki judul “Pemanfaatan Produk Pertanian Sebagai Makanan Tambahan Bervariasi dan Bergizi Melalui Posyandu PLUS Berbasis Agronursing Untuk Mengatasi Stunting di Desa Patemon dan Bedadung, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember”. Kegiatan program pengabdian masyarakat pada Desa Binaan ini merupakan sebuah program bersumber dana Hiibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi tahun anggaran 2022.

Program Pengabdian Desa Binaan di Desa Patemon dan Desa Bedadung ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemanfaatan produk pertanian sebagai makanan tambahan bervariasi dan bergizi melalui posyandu plus berbasis Agronursing, optimalisasi pemanfaatan hasil pertanian sebagai sumber pangan lokal yang bergizi, dan pembentukan program posyandu plus berbasis Agronursing. Pembentukan program posyandu plus berbasis Agronursing dapat dijadikan salah satu solusi dalam mencegah stunting melalui pemberdayaan kader dan anggota posyandu agar mampu memanfaatkan hasil pertanian yang melimpah menjadi makanan tambahan bervariasi dan bergizi bagi anak balita.

Gambar 1. Tim Pengabdian Masyarakat

Kegiatan ini dilakukan di dua tempat berbeda, yaitu di Desa Patemon dan Desa Bedadung yang berada di wilayah Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember. Kegiatan ini dihadiri oleh kader, ibu-ibu beserta anaknya yang terkonfirmasi mengalami stunting, perawat desa, bidan desa, tim pengabdian masyarakat, perangkat desa, dan sejumlah mahasiswa Fakultas Keperawatan dan Fakultas Pertanian Universitas Jember. Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama kurun waktu empat bulan, bulan pertama dilakukan program parenting class yang dilaksanakan selama dua hari. Tiga bulan selanjutnya, dilakukan monitoring kesehatan di posyandu masing-masing.

1. Pendidikan kesehatan tentang stunting dan pengenalan/penanaman produk pertanian.

Rangkaian kegiatan pada bulan pertama yaitu parenting class yang terlaksana selama dua hari. Hari pertama Parenting Class diawali dengan pengisian kuesioner pre test terhadap pengetahuan ibu-ibu dengan balita stunting, kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan tentang stunting dan pemanfaatan hasil produk pertanian lokal dengan metode ceramah dan demonstrasi. Kegiatan demonstrasi yang dilakukan yaitu mengenai penanaman tanaman produk lokal berupa ubi ungu dan kelor yang dapat dijadikan sebagai menu MP-ASI yang bergizi.

Gambar 2. Penyampaian Materi dan Demonstrasi Penanaman

2. Penyuluhan deteksi dan stimulasi tumbuh kembang anak.

Pada hari kedua, kegiatan diawali dengan pengisian KPSP (Kuesioner Pra Skrening Perkembangan) sesuai dengan kelompok usia anak dan pembagian lembar Z-score yang berfungsi untuk menilai gizi pada anak. Pada hari yang sama dilakukan pemberian informasi atau pendidikan kesehatan terkait pertumbuhan dan perkembangan anak, simulasi pengukuran TB (Tinggi Badan) dan BB (Berat Badan) yang benar untuk mengetahui pertumbuhan anak normal atau tidak berdasarkan z-score, dan pemberian stimulasi melalui kegiatan bermain menggunakan mainan yang telah disediakan untuk mengoptimalkan kemampuan motorik pada anak.

3. Demonstrasi pengolahan menu MP-ASI produk pertanian.

Hari kedua ini, dilanjutkan dengan menampilkan video langkah-langkah membuat menu atau olahan yang bervariasi dan bergizi kemudian demonstrasi terkait cara pengolahannya. Menu yang diangkat yaitu puding kelor dan bola-bola ubi ungu yang berasal dari sumber pangan lokal masyarakat sekitar. Selain itu, juga ditampilkan contoh menu bekal yang lucu dan menarik yang disesuaikan dengan “isi piringku” dengan harapan anak lebih tertarik dan suka mengkonsumsi makanan yang berasal dari sayur dan buah-buahan. Di akhir kegiatan, dilakukan pengisian kuesioner post test untuk ibu-ibu dan ditutup dengan sesi foto bersama.

Gambar 4. Pengolahan Produk Pertanian (Puding Kelor dan Bola Ubi)

4. Monitoring bulanan kesehatan balita.

Program pengabdian yang jalankan bukan hanya berhenti di parenting class saja, melainkan di setiap bulannya tim akan terjun di 8 pos posyandu guna melakukan pemantauan status kesehatan balita yang menjadi responden penelitian. Kegiatan pemantauan meliputi pengukuran berat badan, tinggi/panjang badan, monitoring PMT (Pemberian Makanan Tambahan) serta pengukuran kemampuan anak melalui stimulasi perkembangan. Kegiatan ini dihadiri oleh kader posyandu, balita dan ibu, serta tim pengabdian yang terdiri dari fakultas keperawatan dan fakultas pertanian Universitas Jember.