News

PSIK UNIVERSITAS JEMBER MENGADAKAN KULIAH PAKAR KESEHATAN

 

 

 

 

KULIAH PAKAR AIDS 2015C

PSIK Univesitas Jember  baru saja menggelar 2nd International Nursing Conference dengan tema

“Nursing Role for Sustainable Development Goals Achievement Based On Community Empowerment”  dengan topik conference Yang Dapat Didesiminasikan Meliputi:

  1. Perawatan penyakit menular dan tidak menular berbasis komunitas,
  2. Perawatan pada kelompok rentan yang berbasis komunitas,
  3. Aspek kesehatan jiwa / psikososial dalam perawatan klien berbasis komunitas,
  4. Perawatan holistik
  5. Penanganan kasus kegawatdarutan di masyarakat
  6. Perawatan kasus HIV/AIDS berbasis masyarakat dan network
  7. Kebijakan kesehatan tentang promosi kesehatan baik primer, sekunder, dan tersier.

 Dengan pembicara pakar pakar kesehatan Dunia

  • WHO, representative Indonesia.
  • Dr. Syamsul Maarif., M.Si, Universitas Jember.
  • Rumiko Kimura, Kanazawa University, Japan
  • Ko-Nai Ying, Ph. D, National Cheng Kung University, Taiwan
  • Dr. Wannarat Lawang, Ph.D,MNSc, RN, Faculty of Nursing, Burapha University
  • Merle F. Mejico, MN, RN, College of Nursing, University Of The Philippines Manila

Yang menarik dari dari seminar internasional ini adalah ketertarikan pembicara kepada Program Studi Keperawatan khususnya Prof. Ko-Nai Ying, Ph. D, National Cheng Kung University, Taiwan, beliau  sangat berkesan kepada PSIK sehingga beliau setuju mengadakan kuliah pakar / Guest Lectur “ HIV/AIDS Management in Clinical and Community Setting”  bertempat di Ruang Kuliah Lantai 3 Gedung Surachman yang di ikuti oleh Mahasiswa dan Dosen PSIK Universitas Jember.

Menurut Data angka kelahiran menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi peluang pasar di Indonesia. Tiap tahun, angka kelahiran meningkat rerata 1,49 persen.  Sampai dengan akhir 2015, dari laman BPS.go.id pada Senin (8/6/2015) menunjukkan angka kelahiran bayi di Indonesia menyentuh angka 4.880.951 orang sedangkan angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tinggi. Bahkan, angka kematian ibu melahirkan di Indonesia pada tahun ini mencapai 359 per 100 ribu kelahiran. Umumnya, kematian itu disebabkan oleh pendarahan, infeksi dan tekanan darah tinggi (eklampsi).

Lebihlanjut pakar menyampaikan: seharusnya kematian ibu bisa dicegah bila komplikasi kehamilannya dapat dideteksi secara dini dan mendapat pertolongan pelayanan yang tepat dan cepat. Pencegahan komplikasi kehamilan dan deteksi dini resiko tinggi dapat dilakukan melalui pelayanan antenatal dengan pencatatan yang benar sesuai dengan standar antenatal care, yang dilanjutkan dengan persiapan pertolongan persalianan yang memadai sehingga dapat mendeteksi secara dini adanya gangguan dalam proses persalinan dan pertolongan oleh tenaga yang trampil.

Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklamsia/eklamsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melhirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran) menurut SDKI 2002 sebanyak 22,5%. Hal yang mempersulit proses kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti tiga terlambat (terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan). Faktor yang berpengaruh lainnya adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti malaria, HIV/AIDS, tuberkulosis, sifilis. Penyakit yang tidak menular seperti hipertensi, diabetes mellitus, gangguan jiwa maupun kekurangan gizi.

Dari hasil proyeksi HIV yang dibuat KPAN, diperkirakan pada waktu mendatang akan terdapat peningkatan prevalensi HIV pada populasi usia 15-49 tahun dari 0,22% pada tahun 2008 menjadi 0,37% di tahun 2014; serta peningkatan jumlah infeksi baru HIV pada perempuan, sehingga akan berdampak meningkatnya jumlah infeksi HIV pada anak. Menurut estimasi Depkes, pada tahun 2009 terdapat 3.045 kasus baru HIV pada anak dengan kasus kumulatif 7.546; sedangkan pada tahun 2014 diperkirakan terdapat 5.775 kasus baru dengan 34.287 kasus kumulatif anak HIV di seluruh Indonesia.

Menurut data kasus HIV/AIDS tahun 2007-2011 berdasarkan kelompok umur yang paling banyak di peringkat pertama adalah usia antara 31-40 tahun. Sedangkan kumulatif kasus HIV tahun 1995 – 2011 di kota Jember berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan 53 % dan laki-laki sebanyak 47 %. cara penularan kasus HIV dilaporkan melalui heteroseksual (74%), IDU (12%), perinatal (2%), homoseksual (3%), biseksual (3%), dan tidak diketahui (6%).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pelayanan antenatal di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta dan praktik perorangan/kelompok perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif, preventif, sekaligus kuratif dan rehabilitatif, yang meliputi pelayanan KIA, gizi, pengendalian penyakit menular (HIV/AIDS, TB, malaria, penyakit menular seksual), penanganan penyakit kronis serta beberapa program lokal dan spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan program.

Penetapan beberapa jenis pelayanan/program terkait yang dianggap paling mendesak dan/atau layak untuk diintegrasikan dalam asuhan antenatal yaitu meliputi: a. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE), b. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika), c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISK dalam Kehamilan (PIDK), d. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia, e. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT), f. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK), g. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta, h. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK), i. Manajemen Pelayanan Asuhan Antenatal Terintegrasi.

Kuliah pakar berjalan dengan sangat baik umpan balik antara pemateri dan auden sangat bagus sehingga banyak mahasiswa yang antusias menanyakan berbagai hal tentang HIV/AIDS yang berkaitan dengan mahasiswa.

Selain Kuliah Pakar atau Gues Lectur sang Profesor juga melakukan test wawancara 8 orang bagi Alumni dan peserta yang mau mengikuti program Pasca sarjana ilmu keperawatan di Universitas Taiwan. (satar)