News

TABLIGH VIRTUAL : FIQIH ISLAM DALAM KONDISI BENCANA DI ERA NEW NORMAL

Ahda Khoirotun Naafi’a, Ramadhan Hasan Fahrezi, Ria Lasmita

21 Agustus 2020

(Panitia Tabligh Virtual D3 Keperawatan UNEJ Kampus Kota Pasuruan)

Pasuruan – Jum’at (21/08), D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Kota Pasuruan untuk pertama kalinya menyelenggarakan Tabligh Virtual dengan tema “Fiqih Islam dalam Kondisi Bencana di Era New Normal”.  Acara Tabligh Virtual ini dimulai pukul 08.00-10.00 WIB. Acara Tabligh Virtual disiarkan langsung melalui aplikasi Zoom dan live streaming Youtube Hima D3 Keperawatan UNEJ Pasuruan. Acara ini dipandu oleh Wiwid Novitasari dengan pembuka acara oleh Ns. Nurul Huda, M.Kep. Untuk bintang tamu sendiri merupakan seorang ustadz yang namanya cukup tersohor di Kota Pasuruan yaitu Gus Haidar Hafeez.

Dalam acara Tabligh Virtual ini Gus Haidar Hafeez menyampaikan beberapa poin penting mengenai hubungan fiqih dengan pandemi saat ini. Beliau menyampaikan bahwa dalam pandemi ini kita harus berprasangka baik bahwa semua akan membaik.  Pandemi COVID-19 ini juga bukan merupakan tanda-tanda kiamat, karena sejak zaman Nabi Nuh juga ada fenomena yang sama seperti saat ini. Setelah penjelasan mengenai Fiqih Islam dalam Bencana di era new normal ini, adapun pertanyaan yang diajukan oleh beberapa audiens. Salah satu pertanyaan yang menarik dari salah satu audien bernama Istivaniyatus Sa’adah yaitu “Assalamualaikum, saya Istivaniyatus Sa’adah mhs tk 2 unej kampus kota pasuruan ingin bertanya, terkait pandemi, kita telah menginjak era new normal, menggalakkan serta mendisiplinkan protokol kesehatan menjadi penting dlm menjalankan kegiatan keseharian, terkait sholat yg berjarak, meniadakan sholat jumat, terawih dirumah dsb. lalu bagaimana tentang prespektif islam dalam memelihara agama (hifdzud diin) di era new normal jika dikaitkan dengan aturan2 protokol kesehatan ?”. Kemudian Gus Haidar Hafeez pun menjawab dengan memaparkan bahwa kita sah-sah saja dalam memberitahu cara berwudhu namun dibalik itu kita juga harus lebih sering berwudhu dalam artian kita bisa memberi pengetahuan pada orang lain tapi ita juga harus lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta dengan mendapat pengetahuan lebih banyak lagi. Dalam memberi pengetahuan atau himbauan kita juga tidak boleh bersifat memaksa.

Dari materi yang telah disampaikan oleh Gus Haidar Hafeez, kita bisa menarik kesimpulan bahwa kita harus tetap optimis dan tetap berhati-hati dalam menghadapi COVID-19. Selain itu dalam menyampaikan himbauan kepada orang lain seperti harus mengikuti protokol kesehatan, kita harus menyampaikan dengan bahasa yang sopan dan apabila orang tersebut tetap memilih tidak mengikuti protokol kesehatan kita tidak boleh memaksakan kehendak.

Tags